Deelat di Hati Kami
Hamil di usia yang tak muda lagi, membawa saya dan Bapak Negara (Yah Deelat) melewati banyak hal bersama-sama. Ternyata hal-hal yang tampaknya tak menyenangkan justru membuat hubungan kami semakin kuat dan dalam.
Tahun 2023.
Saya hamil dua kali, pertama di bulan Maret, dan kedua di awal Agustus. Keduanya harus kami ikhlaskan. Janin yang sudah disiapkan nama oleh ayahnya, ya namanya Deelat. Makanya kemudian saya pun dipanggil Mak Deelat.
Tahun 2025.
Kami kembali dititipi Deelat ketiga. Benar-benar di luar ekspektasi. Saya dan YahDeelat tidak memiliki ekspektasi akan memiliki Deelat lagi, bagi kami memiliki anak lagi atau tidak, keduanya kami terima dengan kasih sayang. 
Saya termasuk perempuan yang selalu tahu kapan jadwal menstruasi, apalagi jadwal saya selalu rutin, saya orang yang sangat kenal dengan tubuh saya sendiri, setiap perubahan dengan tubuh saya, saya sangat paham dengan baik, termasuk setiap emosi yang muncul, apa moment atau trigger yang melatarbelakanginya. Sehingga saat jadwal menstruasi saya bergeser, saya langsung bertanya, 
Apa saya sedang hamil?
Benar, setelah testpack dua kali. Hasilnya positif, sudah enam minggu saat USG pertama kami ke Obgyn. Kami berdua sama seperti orang tua yang lain, merasakan kebahagiaan akan memiliki anak lagi. Deelat, nama yang diambil dari jalan perjuangan ayahnya, yang bermakna "Berdaulat" Sehingga kami berdua sudah  meniatkan Deelat menjadi bagian dari pasukan Imam Mahdi kelak.
Minggu ke 11 pun tiba, artinya saya sudah hamil 3 bulan. Saya masih mengisi acara dan pendampingan di berbagai tempat. Saya juga masih menulis dan melakukan konseling untuk klien yang datang. Semuanya saya jaga dengan sangat baik.
Namun, satu hari setelah meeting di Sarinah, flek muncul dan tidak berhenti bahkan semakin banyak, sampai akhirnya hari ke 7 kami putuskan untuk USG kembali karena kondisi fisik saya semakin lemah, ternyata janin yang saya kandung tidak berkembang, Deelat belum siap dilahirkan. Istilah kehamilan saya Bright Ovum (BO), jadi kehamilan yang saya alami hanya dalam bentuk kantung saja, janin di dalamnya tidak berkembang hingga di minggu 11.
Dalam perjalanan pulang YahDeelat menenangkan saya. Semesta ingin kita berdua bulan madu saja, sampai tua kita bakal pergi berdua saja. Kalimat itu berulang kali disampaikan YahDeelat. 
"Sayang.. Mungkin Deelat pengin Mak-nya ikut kemana pun bersama ayahnya. Ia sudah cukup bahagia melihat kebahagiaan kita yang selalu bersama-sama tanpa rasa bosan dan InsyaAllah sampai tua"
Saya tidak menangis lagi, saya sudah mengikhlaskan kepergian Deelat (lagi) ada dan tidak ada dia, tidak sedikitpun mengurangi rasa kebahagiaan kami berdua sebagai orangtuanya.
Kamis, 3 September 2025, YahDeelat menemani saya dirawat untuk proses operasi kuretase pelepasan janin, karena kondisi hamil sudah 3 bulan, prosesnya semua harus dilakukan dengan proses kuret, agar rahim kembali sehat dan siap dibuahi kembali.
Dua malam kami tidur di rumahsakit. Saya tahu, YahDeelat merasa khawatir, saya tahu ada cinta dan kasih yang begitu dalam di balik tatapan mata dan sikapnya. 
Hubungan kami berdua semakin kuat, benar. Bahkan saya tidak merasakan ada yang berkurang sejak awal kami menikah. Setelah bertahun-tahun, kami masih tetap minum kopi segelas berdua, mandi bersama, memiliki ritual diskusi yang begitu dalam, tidak ada hal apapun yang tidak saya tahu tentang YahDeelat, begitupun dengan saya ke dia. 
Semua hal bisa kami bicarakan dengan perasaan tenang dan nyaman. Relasi kami berdua sudah sampai pada tahap memahami perasaan dan pikiran satu sama lainnya. Bahkan saat di rumah sakit dengan dipan-nya yang kecil, kami memilih tidur bersama, agar tetap bisa berpelukan hingga pagi.
Deelat memang sudah pergi (lagi) namun cinta Mak dan Ayahnya jauh lebih besar dari sebelumnya. Deelat saat ini memang belum hadir di hidup kami, namun ia selalu di hati kami.
Beberapa hari setelah kembali ke rumah. Saya memutuskan untuk melukis kembali. Melukis sebuah treatment bagi saya untuk mengenal emosi dan merasakan ketenangan.
Lukisan ini memang tampak seperti balon udara. Namun makna di baliknya saat saya melepaskan jiwa Deelat kembali pada asalnya. Dalam spiritualitas, doa dan harapan. Ada ketenangan hati yang kami tambatkan untuk menerima "letting go"
RS Graha Permata Ibu, Depok
5 September 2025
Mak Deelat 


Comments
Post a Comment