SLOW LIVING
Psikososial anak-anak penyintas-Solo Setiap mau berangkat ke sekolah, Nazira suka nanya. “Kalau aku udah berangkat sekolah, bunda mau ngapain?” “Mau tidur lagi” kata saya. “Ishhh, enak banget hidupnya..” mukanya tampak sebel. Tapi sebenarnya memang begitu kok, saya enggak begitu suka dengan ritme hidup yang dimulai tergesa-gesa di pagi hari, 9 to 5 harus standby di kantor. Bagi sebagian orang mungkin ini menyenangkan, but seriously ini bukan untuk saya. Kebanyakan saya bekerja di atas jam 10 pagi, atau jika ada kegiatan yang mengharuskan pagi-pagi sekali, saya juga berkenan, tapi bukan menjadi runititas. Jadi, apa bedanya antara orang yang malas dengan orang yang memilih slow living? Orang malas jelas tidak memiliki kontribusi apapun dalam hal sosial atau isu-isu publik. Sementara orang-orang yang memilih hidup santai, sebagian dari kegiatan hidupnya ya diisi untuk isu sosial, isu publik dan sisanya baru untuk kegiatan produksi atau ekonomi. Sebenarnya dalam hidup ini, kita m