Penulis Bolang, Jelajahi KPH VI Aceh
![]() |
Pasangan Bolang di Lae Soraya-Subulussalam |
Sore itu, Bang Irwandi-Kepala KPH VI menghubungi saya. Obrolan kami awalnya tentang kegiatan menulis saya selama di Jakarta. Ternyata sudah dari tahun 2024 lalu, program penulisan buku Ekowisata KPH VI sudah dijadikan program unggulan yang seharusnya segera diwujudkan, namun sepertinya program ini baru bisa terlaksana jika hired penulis yang cukup paham dengan konsep Ekowisata.
![]() |
Lae Soraya |
Kenyataannya, Ekowisata memang berbeda dengan konsep Pariwisata lainnya. Karena ada aturan-aturan yang harus dipatuhi ketika mengembangkan Ekowisata.
Setidaknya ada Empat point besar yang harus ada dalam konsep Ekowisata.
1. Harus memiliki Edukasi akan pelindungan habitat, biodiversitas alam sebagai objek wisata.
2. Harus ada kegiatan konservasi dalam paket ekowisata.
3. Memiliki batasan jumlah pengunjung, jadi pengunjungnya dibatasi, tidak seperti di wisata alam.
4. Melibatkan peran serta kelompok masyarakat dalam kegiatan konservasi dan pengembangan ekowisata.
Nah, Empat hal ini harus ada dalam konsep Ekowisata yang akan dikembangkan oleh KPH VI. Sehingga kami memilih delapan lokasi yang sebagian sudah melakukan kegiatan edukasi dan konservasi di bawah wilayah kerja KPH VI, FKL dan WCS.
![]() |
Paula dan Pasto di depan Stasiun Soraya (Foto: Junaidi) |
Sekitar April, saya dan suami berangkat ke Aceh. Kebiasaan kami berdua, setiap program kerja dikerjakan bersama-sama. Bukan hanya penulisan buku saja, namun juga kegiatan penelitian sosial lainnya.
Kebayang ya, kali ini saya dan Yahdeelat harus keliling di empat kabupaten yang berbeda, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Kota Subulussalam, Aceh Singkil. Bener-bener ngebolang kali ini.
Namun, yang paling menarik buat kami berdua, saat berkunjung ke Aceh Selatan, Jejak Rimba Raya, sebuah konsep ekowisata yang menarik, perpaduan empat point ekowisata. Sebuah kafe unik yang dikelola oleh masyarakat lokal, lalu mereka miliki agenda konservasi dengan mengembangkan paket saweu uteun, mengadakan edukasi pentingnya menjaga hutan juga dilakukan beberapa bulan sekali di basecamp jejak rimba raya.
![]() |
Cafe Jejak Rimba Raya di tengah sungai |
Lokasi kedua saat kami berkunjung ke Kota Subulussalam, kami berkunjung ke Stasiun Penelitian Dinas Kehutanan dan Forum Konservasi Leuser. Ini pusat penelitian yang keren banget. Meskipun kudu naik boat dulu menuju ke sana sekitar 40-60menit, lalu track lagi sekitar 15 menit an, lumayan membawa saya pada kenangan mendaki gunung ke gunung di tahun 2014 lalu.
![]() |
Kami di depan Stasiun Soraya |
![]() |
Stasiun Soraya |
Setelah 10 hari berkeliling di delapan lokasi ini. Saatnya kembali ke Jakarta, menyelesaikan naskah dalam waktu tiga minggu. Jadi awal Mei tugas menulis saya sudah selesai, tinggal tunggu FKL mengecek kembali hasil naskah tersebut. Sisanya tim penerbit Maslamah Media Mandiri yang bekerja, editor, cover dan layout.
Berikut tampilan buku BUKAN SEKADAR EKOWISATA.
![]() |
Cover Buku |
Comments
Post a Comment