MEREKA MERAGUKAN KEISLAMAN SAYA

Masjidil Haram, Februari 2020




TIGA KALI

Saya diragukan TIDAK bisa membaca Al Quran.
Satu kali dalam perjalanan bersama anak Gubernur Meknes di pusat peninggalan kerajaan Romawi kuno di Kota Meknes, Maroko. Saya dipaksa membaca ayat kursi. Ikram saat itu meragukan keislaman saya, selain orang Arab, menurutnya mungkin orang Asia seperti saya belum tentu bisa mengaji. 

Ya sudah.. Saya turuti saja. Saya bacakan beberapa surah, ia dan supirnya menatap saya lama. 
"Meziann...Thayyib Jiddan" katanya. 

Kemaren pun demikian. Saat di Masjid Nabawi saya shalat bersebelahan dengan jamaah dari Quwait, dia dan anak gadisnya menatap qur'an yang saya baca, karena ada terjemahannya, dia mengira itu bacaan qur'an dalam huruf latin.

 Saya jawab "Ini terjemahannya, bukan bahasa Al Quran yang dilatinkan. Alhamdulillah saya bisa membaca Al Quran". Saya baca dua ayat dari surah Al An'am.

Lalu dia menepuk berulang kali pundak saya. "Masyaa Allah. . Masyaa Allah" Katanya. 

Terakhir, saat di Masjidil Haram. Saya shalat bersebelahan dengan jamaah Tunisia. Di Tunisia mereka hanya berbicara Arab dan France, jarang yang bisa berbahasa Inggris. Lagi-lagi saya didaulat harus membaca Quran di depannya. Awalnya dia tampak ragu, tapi berakhir dengan tatapan takjub. 

"Masyaa Allah, bahkan pengucapanmu pun seperti orang Arab" ia tersenyum bahagia.

Saya hanya beruntung, sudah lancar mengaji sejak kanak-kanak (sudah praktik tajwid dengan benar) bahkan sampai nangis-nangis karena berulang kali dihukum karena lafalan kurang pas.

 "Ayoo baca yang benar, jangan kayak orang baru masuk Islam!"

Orang yang paling berjasa dalam hal ini, dialah ayah saya. Lelaki sederhana yang menghabiskan lebih dari separuh hidupnya untuk mengajarkan agama kepada banyak orang. Ayah juga guru Tajwid, Makharijul Huruf dan ia aktif berbahasa Arab.

Saat melihat ada saudara seagama yang sulit membaca Al Quran. Saya sedang berencana moga tahun ini Maslamah Foundation bisa membuka kelas baca Al Quran untuk orang-orang dewasa secara GRATIS.

Insya Allah.

Catatan Haramain
Masjidil Haram, 29 Februari 2020
Aida Maslamah Ahmad

Komentar

Postingan Populer