Menikah, Untuk Bahagia dan Banyak Anak?






Pernikahan bukanlah sebuah ekspetasi, namun menjadi sebuah obsesi. Ekspetasi dengan menikah ada yg memasak, mencuci baju, dan memijat, sebuah ekspetasi keliru, karena jika demikian, menikahlah dengan tukang cuci, tukang masak sekaligus tukang pijat ðŸ˜€

Menikah harus menjadi sebuah Obsesi, keinginan terbesar ketika menikah menjadi jauh lebih baik dalam amalan dan kebaikan.

Keluarga sakinah hanya terwujud ketika suami/istri menjadi lebih baik setelah terikat dalam ruh pernikahan.

Menikah juga bukan semata-mata menjadi bahagia dan mempunyai banyak anak. Bahagia bukan perwakilan dari keseluruhan yg dibutuhkan dalam hidup, apalah lagi memiliki banyak anak, karena tak melulu identik sebagai sumber kebaikan. Apalah diri ini dibandingkan Nabi Ya'kub as, memiliki 12 anak dan 10 anaknya hanya seorang pendurhaka. 

Menikah..Meminta keberkahan Allah, karena ikatan pernikahan bukan hanya dijalani di dunia namun membawa hingga ke akhirat kelak. Jika hanya menjadi pasangan yg serasi di dunia, Abu Lahab dan Hindun pun pasangan yg serasi di dunia sebagai musuh Allah.

Menikah, pada tali-tali keberkahan Allah, menjadi napas kehidupan. Bukan hanya dalam keluarga ini, namun menjadi napas kehidupan bagi lingkungan sekitar.

Komentar

Postingan Populer