SARINAH, JENDELA PESONA NUSANTARA

KOPI bersama bu Dirut Sarinah dan Staff


Jakarta, 28 Januari menjadi hari yang fenomena bagi warga Koalisi Online Pesona Indonesia, sesuai dengan komitmen KOPI mendukung kabar baik dan pesona Indonesia, hari ini tentu menjadi hari yang special bagi saya dan sahabat KOPI yang berjumlah 30 orang, mengapa demikian? Karena undangan makan siang bersama DIRUT Sarinah Ibu Ira Puspa Dewi dan Ibu Wati, menjadi undangan yang seksi bagi warga KOPI.

            Kami diundang makan siang di sebuah café yang bernama “Ruang Tengah” menurut bu Wati, nama “Ruang Tengah” itu diambil dari istilah “Living Room” sebuah ruang kumpul keluarga dimana semua anggota keluarga yang sibuk menjalani aktifitas di luar rumah pulang ke rumah dan berkumpul kembali sambil bercerita dan berbagi banyak hal di ruang tengah rumah. Dari fungsi living room itulah kemudian café yang terletak di Gedung Sarinah ini diberi nama “Ruang Tengah”

            Dijamu dengan senyuman hangat bu Ira, bu Wati dan bu Margy lalu disuguhi dengan masakan-masakan khas Nusantara, membuat warga KOPI merasa mendapat perlakuan yang istimewa. Ruangan café ini begitu nyaman, kondusif, begitu juga sekeliling kami, semuanya kondusif.

            Menyebut nama Sarinah, mungkin kita akan kembali pada sosok pengasuh bung Karno yang bernama Sarinah, wanita pertama yang mengasuh bung Karno saat kecil, wanita paruh bayu yang menanamkan pola asuh dan didikan kepada bung Karno, karena pengasuhan bu Sarinahlah yang kemudian membuat bung Karno mengabadikannya dalam sebuah buku.

            Bukan hanya itu saja, sebagai bentuk cintanya bung Karno kepada bu Sarinah, nama beliaupun disematkan pada gedung pencakar langit pertama di Indonesia, yaitu Gedung Sarinah, sebagai pusat perbelanjaan dan menjadi jendela dari pasar produk nusantara, menjadi icon Jakarta-Indonesia, sehingga jika ke Jakarta belum ke Sarinah, bisa dianggap belum ke Indonesia.

            Karena penyematan nama Sarinah pula, maka beberapa Dirut Sarinah dipimpin oleh para wanita. Seperti Ibu Sarinah yang menanamkan pola asuh, maka sekiranya Sarinah sebagai salah satu perusahaan BUMN Indonesia, juga menjadi pengasuh bagi banyak UKM-UKM yang berada di bawah Sarinah. Hebatnya lagi sekitar 70% UKM yang produknya dipasarkan oleh Sarinah dikelola oleh para wanita, luar biasa bukan?

            Hingga saat ini, Sarinah sudah bekerjasama dengan sekitar 300-400 UKM, bukan hanya produk sejenis tas, pakaian saja yang ditawarkan di sini, namun juga produk-produk berkualitas import seperti kuliner dan produk kecantikan. Untuk bekerjasama dengan Sarinah ini, bu Ira dan bu Wati sempat turun ke pelosok-pelosok Indonesia, untuk membantu memasarkan langsung produk kreatifitas dari berbagai pengrajin nusantara. Jika teman-teman ingin memasarkan produknya bisa langsung hubungi bu Luthfi di lantai 10 gedung Sarinah ya.

            Saat dijamu makan siang, kami menikmati banyak menu yang unik dan khas Indonesia banget. Menu makanan serupa Nasi Hijau, Sop Iga Lamongan, Tahu Telor Kacang, dan berbagai pilihan minuman yang menyegarkan. Jika lebih lama lagi, saya yakin bakal menghabiskan banyak jenis makanan nih (heheheh).

            Jika ditilik dari sejarah yang sebelumnya, akan diperoleh informasi bahwa Ratu Beatrix dari Belanda, Nelson Mandela dan beberapa pemimpin dunia lainnya pernah mengunjungi Sarinah, itu sudah dilakukan oleh bung Karno kepada tamu-tamu kenegaraan pada masa kepemimpinannya dulu.

            Sekarang pun demikian, gedung sarinah yang terdiri dari 14 lantai ini, dengan 7 lantai digunakan sebagai store dengan menjual berbagai macam produk Indonesia, selalu mengundang lirikan para wisatawan asing, bahkan menurut bu Wati, para guide pernah diundang untuk mengenalkan Sarinah sebagai icon dan pusat produk kerajinan UKM terbesar di Jakarta, dan menjadi Global citizen Indonesia kepada khalayak luar.

            Karena peran Sarinah ibarat sebagai pengasuh dari  berbagai UKM, bu Dirut Ira dan bu Wati sangat optimis, tidak ada hambatan yang berarti bagi UKM mengingat serangan MEA yang akan bersaing dengan pasar global. Karena bagaimanapun UKM adalah usaha yang mengutamakan kreativitas dan karya, dan itu hanya lahir dari buah pikir dan ide, akan sangat sulit sekali dicontek oleh banyak pihak, karena ide sendiri akan lahir lagi dan lahir lagi, sehingga MEA bukan hal yang perlu dirisaukan bagi UKM.

            Ke depan, Sarinah akan mengalami perluasan area, tujuannya juga untuk menambah banyak store dan memasarkan produk-produk nusantara lainnya yang bagus dan memiliki kualitas yang baik. Karena icon Sarinah menjadi “Jendela dan Wajah Nusantara” maka konsep bangunan yang dihadirkan nanti pun akan menunjukkan sisi khas Indonesia dan mewakili Indonesia seutuhnya, bisa jadi ada desain yang bermotif batik pada bangunan yang akan dibangun nantinya, jelas bu Wati kepada kami di sela-sela makan siang.

              Pada kesempatan ini pula, kami mendaulat bu Dirut Ira Puspa Dewi untuk menerima kaos dari KOPI dan menjadi Blogger dari Koalisi Online Pesona Indonesia. wow... ini sebuah kebahagiaan yang sesungguhnya dari kami bu Ira. 

            Setelah makan siang, kami diajak berjalan-jalan di sekitar store, mulai dari lantai 1 yang dipenuhi dengan produk kecantikan UKM dari banyak daerah, seperti dari Bali. Brand Mustika Ratu yang sudah mendunia pun berada di lantai 1 ini.

            Menurut bu Ira, semua brand luar yang masuk ke Sarinah diproduksi di Indonesia, seperti Buccheri, meski brand luar, namun 80% nya produk Buccheri diproduksi di Indonesia.

            Masih di lantai 1, di sudut kanan gedung Sarinah terdapat sebuah cokelat corner Pipiltin, toko cokelat yang menyajikan pilihan cokelat dari 4 daerah di Indonesia, Flores, Pidie Jaya, East Java dan Bali. Kesemua jenis cokelat ini dengan rasa dan karakteristik yang berbeda, cokelat dari east java bahkan dieksport ke Swiss, masih tetap mencantumkan East Java dalam keterangan produknya. Menurut Manager store Pipiltin, cita rasa cokelat yang best seller di Pipiltin ini adalah cokelat dari Bali.



Suasana Diskusi dengan bu Dirut Ira Puspa Dewi

            Dari lantai 1 kami bergerak ke lantai 2, banyak brand-brand luar seperti Polo namun diproduksi di Indonesia, di lantai 2 ini juga dipenuhi dengan desain-desain baju muslim dari brand desainer Indonesia, semakin menarik lagi di lantai 3 dipenuhi corak batik dari semua daerah, lantai 4 dengan souvenir yang keren khas Indonesia, bahkan kami diperkenalkan dengan brand produk Javara yang menyajikan berbagai jenis produk mulai dari palm oil, olive oil, Noodle, Kopi dan sebagainya, dan ini kualitas eksport punya loh.

Salah satu produk khas Indonesia, gantungan kunci batik

            Sebagai warga Indonesia yang cinta akan produk Indonesia, menurut bu Wati, generasi sekarang jauh lebih mencintai produk dalam negeri dibanding produk luar negeri karena kualitas produk dalam negeri, tidak jauh beda dengan yang ada di dalam negeri.  Apalagi dengan harga yang terjangkau, saya dan sahabat KOPI yakin ke depan Sarinah benar-benar akan mewujudkan cita-cita yang semakin melebar menjadi Global Citizen dan jendela wajah Nusantara, dan ini hanya ada di Sarinah, pada Ibukota Jakarta.

            Akhir dari jalan-jalan ini, kami tutup dengan foto bersama di depan tulisan Sarinah yang berhadapan langsung dengan jalan Thamrin, #SarinahisME pun menjadi trending topic yang menyejukkan hati kami semuanya, Sarinah selalu menjadi icon kota Jakarta, pusat store khas Indonesia terbaik dan menjadi jendela wajah Nusantara. Go Sarinah, Go KOPI dan Go Indonesia.


#SarinahisME Trending Topic World Wide
Jakarta, 28 Januari 2016
Aida, M.A
           
           


Komentar

  1. kak Aie sayang, fotomu ada yang aku pakai di postingan blog aku yah.. silakan tengok ke http://peace-and-light.blogspot.co.id/2016/02/sarinah-dan-pesona-nya-2.html ^__^ no worries, aku sertakan nama dan link ke blog ini jg kok. salam KOPI!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer