Do'a Pada Tahun Kedelapan

My Lovely Daughter



Satu Januari, pada delapan tahun doaku Nazira.
Bukan pesta di akhir tahun yang detil kuingat.
Namun pertemuan kita yang sengit sangat kuharap.
Nyawaku tlah dipertaruhkan untuk sebuah tatap
Mahalnya sebuah senyuman dan tangisan.

Pada delapan tahun do’aku Nazira.
Waktu masih bergetar.
Iring-iringan do’a tak kunjung lepas dari lisanku
Sementara matahari pertama telah berganti.
Namun aku masih di ujung gelisah penuh harap.

Delapan tahun, pada munajatku yang pilu
Kurangku kian bertambah…
Sempurnaku semakin jauh…
Tak perlu kukabari nak…Munajatku kian pekat.
Jurang waktu ini semakin angkuh.

Nazira…
Kembali berulang pada tahun-tahun yang ditinggalkan.
Di penghujung tahun ini kalender telah berguguran. 
Waktu jelas menempatkan pada arsiran detik.
Seusia yang berkurang, tapi pelukku selalu melaju dan erat di setiap doa yang menyetubuhi harapanmu.

Nazira, Bunda love you

Delapan tahun sayangku…
Pada setiap kenikmatan di usiamu adalah bahagiaku.
Pada setiap doaku adalah Surgamu. 
Tahun kembali mewangi di nada-nada perjalanan. 

Masih…Pada delapan tahun sujudku
Saat kau lupa memaknai kata-kata “Ibu”
Aku tak akan pernah lupa memanggilmu anakku.
Karena aku….IBUMU

Selamat panjang umur, Nak…
Delapan tahun langkahmu.
Tiupan do’a Bunda tak pernah lekang.

Jakarta, 1 Januari 2008-1 Januari 2016

Aida MA

Komentar

Postingan Populer