BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA, SIAP TAYANG 17 DESEMBER 2015
Tayang 17 Desember 2015 |
Kamis, 3 Desember 2015 bersama sahabat KOPI (Koalisi Online Pesona Indonesia) kami mengadakan diskusi ringan bersama Acha Septriasa dan pak Yoen K (Executive Produser Maxima) membahas film yang akan lahir kembali dari Maxima Pictures. Bulan Terbelah di Langit Amerika.
Bicara tentang kualitas, Bulan
Terbelah di Langit Amerika produksi dari Maxima Pictures ini saya duga akan
menuai sukses yang sama dengan sequel sebelumnya 99 Cahaya di Langit Eropa yang
mencapai 1,8 juta penonton. Menurut saya film ini akan menjadi salah satu film Indonesia dengan
kualitas baik, mengingat berada di bawah garapan sutradara yang baik, aktor
mumpuni, dan plot yang menarik dalam cerita.
Salah Satu Scene dalam BTLA (doc maxima) |
Film yang
disutradarai oleh Rizal Mantovani ini merupakan film yang diadaptasi dari novel
best seller karya Rangga dan Hanum Rais. Menurut Rizal Mantovani, 'Adaptasi'
adalah sebuah kata penting dalam perubahan medium dari buku ke medium film.
Adaptasi sendiri berarti menyesuaikan, dalam hal ini menyesuaikan dengan medium
film yang waktu nya hanya sekitar 100 menit, keterbatasan visual yang tidak
mungkin mengalahkan visualisasi pembaca buku, serta masalah-masalah yang setiap
hari terjadi di set film. Namun yang paling penting menurut saya adalah bukan
detailnya, tapi intisari nya. Semoga intisari dari buku dan film tetap sama.
Itu harapan kami semua tim film 'Bulan Terbelah Di Langit Amerika'.
Bulan
Terbelah di Langit Amerika ini menceritakan lanjutan dari 99 Cahaya di Langit
Eropa, Hanum dan Rangga. Diawali dengan sebuah kiriman video “Do You Know My
Dad” gadis kecil yang membuat video dirinya dan keluarganya. Saat itu Hanum
(Acha) bekerja sebagai jurnalis di Wina, dan mendapatkan tugas untuk menulis
sebuah artikel provokatif “Apakah dunia lebih baik tanpa Islam?”
Untuk menjawabnya,
Hanum harus bertemu dengan korban 911 di New York, Azima Hussein (Rianti
Cartwright), seorang muallaf yang bekerja di sebuah museum dan anaknya, Sarah
Hussein.
Pada saat bersamaan
juga, Rangga (Abimana) suami Hanum, juga ditugasi oleh professor untuk
mewawancara seorang miliuner dan philantropi Amerika bernama Phillipus Brown,
demi melengkapi persyaratan S3 nya. Brown dikenal eksentrik, misterius dan
tidak mudah berbicara dengan media. Rangga diminta untuk menemui Stefan (Nino
Fernandez) dan kekasihnya Jasmine (Hannah) yang berada di New York yang telah
mengatur pertemuan eksklusif dengan Brown.
Malang tak dapat
ditolak, mujur tak dapat diraih, tugas
mereka berantakan ketika sebuah demonstrasi besar-berakhir ricuh dan
membahayakan keselamatan mereka.
Mungkinkah Hanum dan
Rangga bertemu kembali? Berhasilkah mereka menyelesaikan tugas? Apa jawaban
artikel Hanum dari seluruh perjalanannya di Amerika?
Saya yakin
film yang berbau religi ini mampu membuat penasaran penonton Indonesia.
Keberhasilan #99CahayadiLangitEropa dengan perjalanan Hanum, lalu dilanjutkan
di Amerika pada #BulanTerbelahdiLangitAmerika ini tentu akan memenuhi rasa rindu
penonton Indonesia terhadap film yang berkualitas.
Diskusi ringan kami dengan Acha Septriasa
yang memerankan Hanum membuat sahabat KOPI memahami bahwa ada kebebasan yang diberikan oleh sutradara Rizal Mantovani dalam pemahaman Karakter Hanum dan Rangga, kepada Acha dan Abimana. Acha sendiri mengakui, sangat menikmati perannya sebagai sosok Hanum, meskipun sempat harus memahami posisi Hanum yang seorang jurnalis, putri dari tokoh besar Indonesia dan bagaimana hubungannya dengan Rangga, sebagai istri yang belum memiliki keturunan juga. Kepiawaian Acha dalam memerankan Hanum sempat mendapat pujian dari pak Amin Rais sendiri, beliau melihat Acha terlihat mirip dengan Hanum Rais.
Lain lagi halnya dengan penjelasan Pak Yoenka, bahwa film ini benar-benar dilakukan
dengan all out. Film BTDA ini menjadi film termahal sepanjang sejarah Maxima Pictures memproduksi sebuah film. Sempat ditanyakan mengenai perizinan untuk syuting, Pak Yoen K mengatakan bahwa mereka mendapat pengawalan dari NYPD di New York selama proses syuting berlangsung. Maxima sendiri membawa 20 orang kru dalam penggarapan film ini selam 1 bulan di New York, dan tinggal di sebuah Middle Village yang nyaman.
Perlu diketahui juga, bahwa BTDA ini dibagi menjadi 2 bagian yang saling melengkapi satu sama lainnya, dan sebagai pertimbangan sisi bisnis.
Perlu diketahui juga, bahwa BTDA ini dibagi menjadi 2 bagian yang saling melengkapi satu sama lainnya, dan sebagai pertimbangan sisi bisnis.
Dalam Pengawalan NYPD (doc Maxima) |
Lalu, Apakah Dunia Lebih Baik Tanpa Islam?
Tagline yang membuat penonton sangat penasaran. Tunggu apalagi, cek
thrillernya, dan catat tanggal tayangnya di bioskop kesayanganmu tanggal 17
Desember 2015.
Penulis
Aida
M.A
Comments
Post a Comment