Radio VOB, sisi lain dari Belitong
Saya saat di Radio VOB, Juni 2012 |
VOB yang
mengudara di gelombang 88.00 MHz dan juga bisa diakses live streaming di
www.vobradio.com ternyata baru berdiri sekitar setahun yang lalu. Sempat juga
saya membaca tujuan pendirian radio ini
pun untuk menyukseskan program pembangunan di era otonomi daerah dan
peningkatan informasi lokal, kedengarannya sangat bersinergi dengan peningkatan
kemajuan bidang informasi daerah sejak
Bangka Belitong dinyatakan sebagai provinsi pada tahun 2000 lalu.
Suasana On Air, bersama Biovision, nulisbuku dan 2 pemenang utama Biovision writing competition |
Jika menyimak radio VOB, saya seperti
berada dalam Film Laskar Pelangi karena semua pramunada radio VOB bertutur dalam bahasa Melayu dan radio ini memang
diperuntukkan bagi etnis Melayu di Bangka Belitong, ada hal unik lainnya yang
saya temukan di sini. Di sisi lain masih di satu bangunan dengan VOB, ada
sebuah ruangan on air untuk Radio Hoki (Belitong Oriental Station) 92 FM, yang
ternyata dikhususkan bagi etnis Tionghoa yang sebagian besar tinggal di Bangka
Belitong. Jadi, dalam satu bangunan ini persis ada dua radio dan dua ruang on
air yang berbeda. Jika VOB bertutur dengan bahasa Melayu, radio Hoki bertutur
dalam bahasa Hokian.
News di www.vobradio.com |
Setelah on
air di VOB Bulan Juni lalu, ternyata selanjutnya komunikasi saya dengan radio
ini tidak berhenti di situ saja. Tanggal 27 Oktober yang lalu pun saya kembali
diundang bincang-bincang tentang Novel saya “Looking for Mr.Kim”. Namun, karena saya belum bisa hadir di sana,
jadi semua bincang-bincang itu dilakukan via telepon ditambah dengan akses live
streaming membuat acara tersebut tetap berjalan dengan baik.
Mungkin saya
tak akan ceritakan bagaimana prosesi bincang-bincang saya di VOB. Tapi saya
lebih suka menceritakan bagaimana perasaan saya saat pendengar VOB sangat
berantusias dengan acara seperti ini. Seperti saya merasakan aroma laut di
Tanjung Pendam di malam hari, atau menikmati kolaborasi warna langit emas
bergantung awan saat before sunset di
Bendungan Pice, Gantong atau menyicipi nikmatnya kopi Manggar, seperti itulah
sensasi yang saya rasakan saat mendapat antusias pendengar yang sebagian besar
sangat ingin bisa menulis dan memiliki komunitas menulis di Belitong.
Saya sadar
benar, di negeri yang sudah lahir seorang penulis fenomenal ini banyak sekali
bibit-bibit jitu di dunia menulis, apalagi saya selalu takjub dengan keahlian
orang-orang Melayu Belitong saat berpantun, seperti tak kehabisan ide, mereka
bisa berpantun dan saling berbalas-balasan.
Saya pikir kehadiran VOB di tengah-tengah
kebutuhan informasi warga Belitong sudah
menjadi salah satu wadah yang sangat manis untuk memupuk bibit-bibit itu tumbuh
hingga menjadi tanaman yang kokoh, apalagi salah satu komunitas menulis di sana
“Akademi menulis Belitong” yang sempat bertemu juga dengan saya saat di
Belitong kemaren, bisa menjadi cikal bakal semakin banyak lahirnya Bang Ikal
yang baru.
Saya suka dengan kalimat terakhir
pramunada yang berbincang dengan saya malam itu (27/10/2012) semoga acara-acara yang seperti ini semakin
banyak supaya kita juga semakin mantap.
Terimakasih
Voice of Belitong, semoga semakin berjaya menjadi pengantar informasi yang
akurat, mendidik dan menjadi radio kebanggaan urang modern di Belitong.
After on air di Radio VOB, Juni 2012 |
Jakarta, 30 November 2012
Aida MA
News mengenai radio VOB bisa diakses di sini www.vobradio.com
News mengenai radio VOB bisa diakses di sini www.vobradio.com
Comments
Post a Comment