Naik Apollo di Planetarium
Libur
telah tiba..libur telah tiba…Horeyyy..Horeeyyy…Horeeyyy
Lirik
lagu satu ini sepertinya menjangkiti hampir semua anak-anak sekolah. Walaupun
yang sudah remaja menganggap lagu seperti ini sudah “cemen” namun moment
menunggu liburan panjang selayaknya hal yang paling diidam-idamkan oleh kita
semua. Tak terkecuali Nazira, anak saya yang baru masuk kelas play group Islam
juga mendapatkan jatah libur yang sama, baru aktif kembali di pertengahan Juli
nanti.
Setiap
kali liburan panjang para orang tua mungkin harus menemukan ide untuk mengisi
liburan anak-anaknya. Sebagian ada yang mengirimkannya ke rumah kakek neneknya,
seperti saat saya libur sekolah dulu, pulang ke rumah nenek diajak ke sawah dan
menangkap udang di Irigasi (hehehe).
Kali
ini Nazira mendapat nilai raport yang lumayan bagus semester dibandingkan semester sebelumnya. Jadi saya
dan pai-painya memutuskan mengajaknya ke tempat yang berbeda dari biasanya.
Rasanya kurang baik kalau selalu weekend dari mall ke mall, khawatir justru
memupuk sifat konsumtif jika terlalu sering berlibur ke mall. Jadi, sabtu di
liburan minggu pertama ini kami memilih tempat yang edukatif untuk Nazira dan
tentu saja dengan syarat dia harus senang
dengan tempat itu.
Kebun
binatang bukan pilihan kami kali ini, karena terlalu sering Nazira bermain di
kebun binatang. Akhirnya kami memilih planetarium di Taman Ismail Marzuki.
Liburan yang murah meriah namun cukup asik mengajak anak-anak mengenal
benda-benda ruang angkasa selain bumi.
Kami
masuk bertiga setelah membayar Rp.17.500 bertiga, dengan tarif tiket dewasa Rp.7.500 dan
anak-anak Rp.2.500 untuk sekali show. Jangan lupa jika ke planetarium
harus melihat jadwal show yang ditempel di bagian depan pintu masuk. Karena
show hanya berlangsung empat kali sehari di hari weekend pada jam-jam tertentu
saja (pukul 9.00, 11.30, 13.00 dan 14.30) sementara hari biasa hanya satu kali
show saja pada pukul 16.30 WIB.
Masuk
ke dalam ruangan show ini akan mirip dengan suasana di dalam bioskop dengan penerangan
yang redup. Hanya saja bedanya bentuk ruangan planetarium didesign sebentuk
lingkaran atau setengah bundar yang memungkinkan pertunjukan dalam suasana tiga
dimensi tanpa menggunakan kacamata tiga dimensi.
Ketika
show dimulai lampu ruangan dipadamkan, yang terlihat hanya Langit-langit ruangan yang penuh bintang persis
seperti langit di malam hari pukul 11.00 malam dengan cahaya bintang yang
berkelipan, bertaburan dari semua arah. Saya seakan merasakan sedang rebahan di
pantai sambil mendengar suara ombak dan memandang langit yang penuh bintang.
Namun kali ini rebahan menatap bintang dan suara Nazira yang berulang kali
bernyanyi Bintang Kecil J.
Hampir
semua pengunjung planetarium hari ini diisi oleh keluarga. Anak-anak bahkan
sebagian ada yang masih bayi. Makanya suara lengkingan tangisan anak-anak cukup
terdengar nyaring di antara suara narrator show yang berat. Sebelum
show dimulai narrator juga mengingatkan kita untuk tidak mengambil gambar,
menyalakan handphone atau benda apapun yang menimbulkan cahaya, supaya
pertunjukan tidak terganggu.
Show
segera dimulai, mata saya dan penonton lainnya tak lepas dari langit-langit
yang bercahaya kerlipan bintang. Pelajaran Astrologi yang asik ini dimulai
dengan penamaan gugus-gugus bintang berdasarkan bentuknya, biasanya kita
mengenalnya dengan nama Scorpio, Sagitarius, Aquarius dan lain-lain. Ada juga
gugus bintang yang berbentuk salib di sisi selatan yang jika ditarik garisnya
akan mirip layang-layang, atau gugus bintang berbentuk kuda yang bersayap atau
dikenal dengan Pegasus. Banyak sekali istilah-istilah masa sekolah dulu yang
seolah ter-rewind kembali di kepala saya yang sudah seperti benang kusut ini,
ditambah lagi style narrator yang lucu mengiringi show ini membuat pelajaran
ruang angkasa tak terasa membosankan.
Pertunjukan
tidak sampai di situ saja. Narrator juga mengajak kita untuk mengenal lebih
dekat bagaimana bentuk galaksi bima sakti dan benda-benda yang mengelilingi
matahari. Dari penjelasan narrator juga saya baru tahu bahwa astronot terbang ke bulan
hanya butuh waktu tiga hari.
Nah,
ketika kita diajak mengenal nama-nama planet dalam galaksi Bima sakti, narrator
membawa kita terbang ke ruang angkasa menggunakan pesawat Apollo, dan berperan
selayaknya astronot yang terbang ke bulan. Serentak suara penonton bergemuruh
karena saat Apollo terbang ke ruang angkasa dengan sangat cepat seakan-akan
bisa dirasakan oleh penonton yang berada di dalam planetarium.
Setelah
kehebohan dengan Apollo akhirnya tiba juga di luar angkasa. Pelajaran ruang
angkasa ini pun dilanjutkan. Mungkin dulu kita sempat mendengar bahwa ada 9
planet yang berada dalam Galaksi Bima Sakti, namun pada tahun 2006 salah satu
planet yang bernama Pluto dinyatakan bukan sebuah planet lagi karena rotasinya
yang tertangkap beredar di antara Neptunus dan Uranus, maka pluto diduga
sebagai satelitnya Neptunus.
Dimulai
dari Matahari dinyatakan sebagai pusat tata surya. Kami memandangi matahari
yang berputar di porosnya dengan cahaya yang berkilauan karena matahari terdiri
atas gas yang sangat panas. Di samping matahari ada planet Mercurius yang jika
dilihat permukaannya penuh lubang. Dan lagi-lagi saya baru faham bahwa
Mercurius berlubang karena tak memiliki Atmosphere sehingga tak ada pelindung
ketika kejatuhan meteor (pantas saja nilai IPA saya dapat enam J). Urutan selanjutnya ada planet Venus
atau disebut bintang kejora, warnanya terang dan bercahaya, Venus juga atmosphere, namun atmospherenya
terdiri dari Karbon dioksida yang sangat beracun bagi manusia, dan ternyata Venus
juga memiliki arah rotasi yang berlawanan dengan bumi. Urutan ketiga ada planet
kita yaitu Bumi, atau banyak yang menyebutnya dengan planet biru dengan selimut
atmosphere di sekelilingnya yang terdiri dari ozon atau O3.
Tak
sampai di situ saja, bahasan planet Mars yang dikatakan berwarna orange karena
banyak mengandung zat Fe atau besi semakin membuat saya menyadari betapa minim
pengetahuan saya tentang benda-benda luar angkasa. Planet Jupiter yang disebut
planet gendut, diandaikan lubang Jupiter bisa diisi ribuan bola bumi karena
saking besarnya. Planet Saturnus yang dianggap planet paling cantik karena
memiliki cincin di sekelilingnya seperti pakaian ballerina. Uranus yang bisa
menghabiskan waktu 21 tahun untuk malam dan 21 tahun untuk mencapai siang, dan ternyata
Uranus juga memiliki cincin yang tipis dan mengandung zat ammonia. Dan yang
terakhir Neptunus yang dianggap seperti toilet umum raksasa karena tingginya
kadar gas ammonia yang dimilikinya.
Walaupun
show ini berlangsung kurang dari 30 menit namun bagi saya banyak sekali
pengetahuan dan ingatan-ingatan pelajaran IPA yang kembali berputar di kepala
saya, bukan hanya membahas bintang, jenis gugusnya, planet, namun juga membahas
kembali satelit-satelit yang mengitari planet masing-masing.
Show sudah berakhir, ada takjub tersisa di
kepala saya. Walaupun keluar ruangan dengan kepala agak pusing terlalu lama
melihat ke atas. Namun setidaknya saya sudah merasakan bagaimana naik Apollo
dengan awak kapalnya sebanyak 200 orang (hehehe). Bagi yang masih bingung untuk
memilih liburan edukatif dan murah, mungkin planetarium TIM bisa menjadi tujuan
selanjutnya. Atau, ada yang penasaran bagaimana naik Apollo? Yuk ke
Planetarium… J
Jakarta, 20 Juni 2012
Aida MA
Comments
Post a Comment