Selamat Hari Peduli Sampah
Semenjak kejadian yang telah menewaskan sedikitnya 200 jiwa yang tertimbun sampah di TPA leuwi Gajah, Cimahi, Jawa Barat pada tanggal 21 februari 2005 yang lalu. Maka setiap tanggal ini sejak 2008 pemerintah telah menetapkan Undang-undang tentang sampah dan tanggal 21 februari ini sebagai hari peduli sampah.
Siapa sih yang tidak menghasilkan sampah setiap harinya??? Dari bapak presiden sampai yang tinggal di kolong jembatan PASTI memproduksi sampah setiap hari. Tapi kemudian berapa banyak yang bertanggung jawab atas apa yang kita produksi ini??? Paling sederhananya adalah membuang sampah pada tempatnya, atau memilah-milah mana sampah organic, an organic dan limbah berbahaya.
Jika sampah organic masih bisa diurai oleh microorganisme perurai, tapi bagaimana dengan sampah an organic yang bahkan sampai ratusan tahun tidak dapat diurai???
Ngomongin tanggung jawab terhadap sampah saya pun bersama beberapa orang ibu-ibu tetangga saya bersama anak-anak mereka pula mulai iseng-iseng berkreasi untuk mengurangi uang jajan anak-anak, namun menghabiskan waktu berkreasi membuat mainan sendiri dari barang bekas. *ternyata anak-anak exited dengan hasil karyanya sendiri :D.
Alhasil, terciptalah tas jinjing (paper bag) yang dibuat dari kalender bekas, ada bingkai photo dari stereofoam dan kartu ucapan selamat yang dikreasikan dari kardus bekas, ada hand bag dari botol aqua bekas. Bahkan sampah yang tadinya hanya sampai di tukang loak atau lebih buruknya dibakar yang justru semakin mempercepat global warming, sekarang bisa berubah menjadi barang yang multifungsi bahkan terbukti di tangan para kreatif seni bisa menghasilkan money *inspiratif bukan!!!
Sebenarnya jika saja setiap kita mau peduli dan mulai menanamkan tanggung jawab itu mungkin dampak global warming tidak kita rasakan secepat ini. Ah, walaupun kalimat ini terasa membosankan untuk didengar, tapi kenyataannya kita memang harus menyayangi bumi, buang sampah pada tempatnya dan mari berkreasi dengan sampah sebagai salah satu bentuk tanggung jawab kita.
Jakarta, 21 february 2011
Aida M Affandi
Comments
Post a Comment