Sesi Mengenal Emosi dan Tubuh. Memori apa yang menjeratnya?

Bersama anak-anak peserta (penyintas)


Akhir Juli, ECPAT Indonesia menghubungi saya. Sebuah surat resmi permintaan menjadi narasumber dan fasilitator dalam materi edukasi reproduksi, namun saya kebagian mengisi materi bagaimana remaja mengenal emosinya, mengenali sisi dirinya menjadi satu bagian yang tak terpisahkan dengan bagian yang lainnya. 

Mendengarkan dan menyapa dengan hangat kunci pemulihan 


Anak-anak sejak lahir hingga berusia 5 tahun, mengadopsi bawah sadar ibu yang mengandungnya, makanya banyak sekali luka di masa ecil dimulai dari dalam kandungan. Ketika seorang anak tidak diinginkan hadir dalam hidup orangtuanya, bahkan ingin digugurkan, saat itu pula, si anak sudah tahu bahwa ia tidak diinginkan.
Art Therapy dengan mewarnai hati

Setelah anak-anak lahir, mereka ditempa oleh pola asuh orang tuanya, makanya kemudian banyak yang mengalami luka pengasuhan hingga trauma. Saya menggunakan  test ACE untuk mengecek seberapa dalam trauma yang dimiliki oleh anak-anak. Jika ada satu saja point ACE maka bisa dimungkinkan ada bagian lainnya yang terdampak. Hasilnya, score ACE ini dapat mengganggu kesehatan seseorang hingga ia dewasa.






Saya sudah melakukan berbagai sesi pendampingan untuk anak-anak yang mengalami trauma ringan hingga berat. Namun berada dalam kelompok satu ini, ada energi yang sangat berat masih berputar-putar diantara mereka. Saat mendiskusikan ini dengan guru energi, saya diminta berlatih untuk meningkatkan energi pada bagian solar plexus. Pusat energi yang mengatur tentang kemampuan memberi batasan diri dan blocking efek energi buruk, jika ini tidak seimbang akan menyebabkan seseorang mudah terikut oleh energi orang lain dan memiliki luka batin yang belum selesai.

Jelang remaja, anak-anak bukan hanya dipengaruhi oleh pola asuh keluarganya, namun sekarang mendapatkan pengasuhan dari lingkungan di luar keluarga, selain mengenal konsep diri, lingkungan luar ini juga memberikan pengalaman yang berbeda dengan pengasuhan keluarga. Makanya kita juga mengenal anak-anak yang mengalami luka karena mengalami kekerasan bully, kekerasann fisik dan kekerasan seksual di usia remaja. Kisah menyedihkan anak-anak justru harus dijual dan masih berada dalam lingkungan yang terus melakukan kekerasan seksual pada anak.

Pendampingan ini tentu tak sampai di sesi ini saja, karena memulihkan trauma tidak mungkin hanya dilakukan dalam satu sesi. ke depan kami akan menyusun program bersama ECPAT dan UN isu kekerasan terhadap anak ini, menjadi program pendampingan yang berkelanjutan. 





 Link berita versi Ecpat Indonesia dapat dilihat di link ini https://ecpatindonesia.org/berita-detail/edukasi-hak-kesehatan-seksual-dan-reproduksi-hksr-sesi-1

Comments

Popular Posts