Training dan Terapi di SMAI 3 AL AZHAR PUSAT

 

Thanks for having me


Nina begitu nama panggilannya, Ketua Divisi Pendidikan OSIS Al Azhar 3 menghubungi saya sebagai pelaksana program kerja OSIS, selama setahun ke depan dalam bidang pendidikan. Sekolah yang terkesan Borju di seputaran Jakarta Selatan karena anak-anak dengan latar belakang status sosial menengah ke atas.

Mereka kemudian  memberi nama kegiatan ini dengan judul "Ready to Speak Up"  

Tujuan Training

Ada perbedaan antara Speaking dan Telling. Apalagi untuk Speak up itu ada tata caranya, bagaimana supaya efektif, bagaimana komunikasi justru meningkatkan kepedulian satu sama lain, bagaimana membangun komunikasi yang asertif untuk menciptakan suasana yang kondusif di dalam tim kerja. Satu lagi yang enggak kalah penting, bagaimana setiap orang mengenal emosinya sendiri, mengenal emosi orang lain, sehingga belajar mengkomunikasikannya dengan cara yang tepat.

Ini bisa dibilang materi yang butuh waktu dua semester untuk dipelajari secara teori. Tapi saya memilih membersamai anak-anak ini praktik bersama, bagaimana komunikasi asertif, bagaimana ketika kamu mengkomunikasikan sesuatu justru sampai dengan cara yang tepat pula.

Kegiatan ini berlangsung dua hari.

Hari pertama pecah, bayangkan anak-anak seperti melakukan cleansing untuk emosinya sendiri. Saya banyak menahan air mata saat mengetahui, beginikah kondisi mental gen Z saat ini? seusia itu mereka tidak mampu meregulasi emosinya, sementara tekanan terus berdatangan, dari keluarga, sekolah, sosial media dan berakhir menjadi tuntutan diri yang enggak kunjung kelar.

Speak Up Card

Faces Card

Hari kedua, bersama 250 anak khusus kelas X, tantangannya tak kalah unik. Bahkan mereka takut untuk berbicara di depan, karena takut di bully, takut dianggap sok keren, takut dengan berbagai penilaian, namun saat didekati secara personal, mereka malah terbuka dan menyampaikan kesulitan dan masalah masing-masing.

Bersama 250 anak kelas X


Dua hari ini saya dapat rating 10 dari 10. 

Saya mendadak memiliki puluhan anak yang kemudian memanggil saya Bunda Aida. Kami menyatakan menjadi anakmu. 

Terima kasih ya anak-anak hebat.





Comments

Popular Posts